BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Bagian
bawah dari sumbu tumbuhan dan umumnya berkembang dibawah permukaan
tanah, meskipun adapula adapula akar yang tumbuh dibawah tanah. Akar
yang berkemang pertama adalah meristem apeks diujung embrio biji yang
berkecambah. Akar pada ermbrio dinamakan radikula ( Evika, 2005).
Akar
mempunyai bentuk dan struktur yang beragam. Keragaman ini sering
terkait dengan fungsinya, yaitu apakah sebagai akar penyimpan cadangan,
akar sukuler, akar udara, akar napas (pneumatofor), akar rambut, akar
penompang, atau akar yang mengandung cendawan simbiotik (mikorida)
(Fahn, 1991).
Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang akar ini, kita melakukan praktikum dan
pengamatan tentang akar. Kita berharap semoga dengan adanya praktikum
ini kita mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang akar.
Rumusan masalah
- Bagaimanakah macam jaringan penyusun akar primer dan sekunder?
- Apakah perbedaan antara akar tumbuhan dikotil dan monokotil?
- Apasajakah tipe-tipe stele pada akar?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui macam jaringan pentyusun akar primer dan sekunder.
- Untuk mengetahui perbedaan antara akar tumbuhan dikotil dan monokotil.
- Untuk mengetahui tipe-tipe stele poada akar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Akar
Akar
merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan umumnya berkembang di
bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah.
Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di
ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Pada gymnospermae dan
dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer
dengan cabang yang berukuran lebih kecil. System
akar tersebut dinamakan akar tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak
lama bertahan dalam kehidupan tumbuhan dan segera mengering. Dari dekat
pangkalnya atau di dekatnya akan muncul akar baru yang disebut akar
tambahan atau adventif (Savitri 2008).
Berdasarkan
asalnya dikenal dua macam akar, yaitu : akar primer yang berasal dari
embrio dan akan tetap bertahan sepanjang hidupnya, serta akar liar yang
berasal dari batang atau daun. Akar tersebut dapat bersifat permanen dan
sementara. Peranan akar adalah untuk menyerap air dan garam-garam dari
dalam tanah serta menambatkan tumbuhan pada tanah atau makanan seperti
Daucus, Manihot, Dioscorea, dan Ipomoea. Peranan akar liar bervariasi,
sesuai dengan peranan akarnya. Akar liar dapat berfungsi sebagai akar
tunjang, akar gantung, akar nifas, akar pelekat, akar pembelit, dan
sebagai penunjang (Issrep, 1993).
Akar
juga merupakan bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan
daun) bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus. Bagi
tumbuhan, akar berfungsi untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk
menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tadi dari
dalam tanah, untuk mengangkut air dan zat-zat makana tadi ke
tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan dan kadang-kadang
sebagai tempat untuk penimbunan makanan (Estiti,1985)
Irisan
memanjang ujung akar muda menunjukkan 4 daerah pertumbuhan yang
batasnya tidak terlalu jelas. Yaitu : tudung akar, daerah pembelahan
sel, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi sel. Daerah-daerah
pertumbuhan ini dapat berhimpitan karena dipengaruhi oleh jenis
tumbuhnya serta keadaan lingkungan yang menentukan aktifitasnya
(sutrian,2004).
Bagian
bawah dari sumbu tumbuhan sering dikenal dengan sebutan akar dan
umumnya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada akar yang
tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari
meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Pada
gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi
akar primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. System akar
tersebut dinamakan akar tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama
bertahan dalam kehidupan tumbuhan dan segera mengering. Dari dekat
pangkalnya atau di dekatnya akan muncul akar baru yang disebut akar
tambahan atau adventif (estiti, 1995).
Irisan
memanjang ujung akar muda menunjukkan 4 daerah pertumbuhan yang
batasnya tidak terlalu jelas. Yaitu : tudung akar, daerah pembelahan
sel, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi sel. Daerah-daerah
pertumbuhan ini dapat berhimpitan karena dipengaruhi oleh jenis
tumbuhnya serta keadaan lingkungan yang menentukan aktifitasnya
(sutrian,2004).
Akar
juga merupakan bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan
daun) bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus. Bagi
tumbuhan, akar berfungsi untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk
menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tadi dari
dalam tanah, untuk mengangkut air dan zat-zat makana tadi ke
tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan dan kadang-kadang
sebagai tempat untuk penimbunan makanan (Estiti,1985)
2.2 Macam-Macam Akar
Keragaman
bentuk dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya. Karena itu
dikenal akar penyimpan, akar sukulen, akar udara, pneumatofur, akar
panjat, akar pembelit, akar tunjang, dan akar yang hidup bersimbiosis
dengang jamur. Kondisi lingkungan sering mempengaruhi sistem akar.
Ditanah kering tumbuhan biasanya memiliki sistem akar yang berkembang
dengan lebih baik. Banyak tumbuhan yang tumbuh ditanah berpasir
menghasilkan akar lateral yang horizontal dan tidak dalam, menyebar
dekat dibawah permukaan tanah hingga berpuluh meter panjangnya minsalnya
pada tamarix (estiti, 1995).
2.3 Susunan Jaringan Akar Primer
a. Tudung Akar
Tudung
akar terdapat diujung akar dan melindungi promeristem akar serta
membantu penembusan tanah oleh akar, yang terdiri dari sel hidup yang
saling mengandung pati, terkadang selnya tersusun dalam deretan radial
yang berasal dari pemula tudung akar, pada kebanyakan tumbuhan sel
sentral ditudung akar membentuk struktur yang lebih jelas dan disebut
kolumela (sutrian,2004).
b. Epidermis
Lapisan
terluar akar tersusun dari sel-sel yang rapat satu sama lain tanpa
antar sel, berdinding tipis. Namun kadang-kadang dinding sel paling luar
berkutikula. Pada akar yang terendah pada udara dan bagian akar dalam
tanah yang mempertahankan epidermisnya, dinding luar menebal, dapat
berisi lignin dan zat lain. Tebal epidermis biasanya satu lapisan sel,
tetapi terdapat perkecualian misalnya akar udara tumbuhan anggota
Orchidaceae dan Araceae yang bersifat epifit, epidermisnya berlapis
banyak dan terspesialisasi membentuk jaringan khusus disebut velamen
(fahn,1991).
c. Korteks Akar
Pada
umumnya korteks akar terdiri dari sel-sel parenkim. Sel-sel korteks
akar sering mengandung tepung, kadang-kadang kristal kalsium oksalat.
Pada sejumlah besar monokotil sering membentuk serabut sklerenkim dan
berbagai sel yang berdinding tebal sebagai penguat.
Lapisan
terluar korteks yang langsung berbatasan dengan epidermis, dapat
mengadakan differensiasi menjadi hipodermis yang dinding-dindingnya
mengandung mengandung suberin atau lignin yang disebut eksodermis.
Eksodermis dapat terdiri dari selapis sel atau lebih, terdiri dari sel
panjang dan sel pendek bergantian atau hanya semacam saja. Sedangakan
lapisan paling dalam korteks akar berkembang dan berdifferensiasi
menjadi endodermis. Endodermis merupakan selapis sel dan struktur
anatominya berbeda dengan jaringan di sebelah luar maupun di sebelah
dalamnya. Sel endodermis selain mengalami penebalan dinding yang
tersusun dari selulose dan lignin. Pada awal perkembangannya, sel-sel
endodermis membentuk pita Caspary, yaitu penebalan dari suberin dan
lignin pada sisi radial dan tranversal. Ada tiga tipe endodermis, yaitu
:1. tipe pertama, selnya berdinding tipis yang ada pada dinding radial
dan tranversialnya mengalami penebalan pita dari zat gabus. 2. tipe
kedua, disampng dinding primer, dinding juga dilapisi dengan gabus dan
selulose. 3. tipe ketiga, penebalan dindingnya yang berlignin. Pada tipe
ketiga, penebalan dinding dapat terjadi pada dinding radial,
tranversal, dan tangensial bagian dalam atau luar (Savitri 2008).
Rambut
akar berkembang dari sel epidermis yang khusus, dan sel tersebut
mempunyai ukuran yang berbeda dengan sel peidermis, dinamakan trikoblas.
Rambut akar merupakan sel epidermis yang memanjang ke luar, tegak lurus
permukaan akar, dan membentuk tabung. Selnya biasa terdapat dekat di
belakang apeks akar sepanjang satu sampai beberapa sentimeter (sumardi,
1993).
c. Eksodermis
Pada
kebanyakan tumbuhan dinding sel pada lapisan sel terluar membentuk
gabus sehingga terbentuk jaringan pelindung baru yakni eksodermis yang
akan menggantikan epidermis, struktur dan sifat sitokimiawi sel
eksodermis mirip sel endodermis, dinding primer dilapisi oleh suberin
yang juga dilapisi oleh selulosa, ditemukan juga lignin, contoh tanaman
yang memiliki eksodermis adalah smilax, oryza, phoenix ( Istanti,1999).
d. Endodermis
untuk
penyerapan pada daerah akar dinding sel mengandung selapis suberin
didinding antiklinal yakni pada dinding radial dan melintang,
kerampingan lapisan ini menyebabkan disebut pita kaspari, yang merupakan
kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer tempat suberin dan
lignin tersimpan. Bila sel terplasmolisis maka protoplas melepaskan diri
dari dinding namun tetap melekat pada pita kaspari (fahn,1991).
e. Silinder Pembuluh
Silinder
pembuluah terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa
lapisan sel disebelah luarnya yaitu perisikel. Sel trakeal terluar
paling pendek garis tengahnya namun paling dulu menjadi dewasa, sel-sel
itu merupakan protoxilem dan memiliki dinding skunder berpenebalan
spiral atau cincin (sumardi, 1993).
2.3 Pertumbuhan Sekunder pada Akar
Dalam
akar yang mempunyai penebalan sekunder, kambiumnya berasal dari
benang-benang meristem dalam jaringan prokambium atau jaringan
parenkimatis yang terletak di antara kelompok-kelompok floem priem dan
pusat stele. Disini dibentuk deretan tangensial pendek initial kambium
yang akan membentuk sel-sel xilem sekunder dan floem sekunder. Dari
batas-batas strip kambium yang terbentuk pertama ini, satu lapisan
initial diperluas ke arah lateral dengan diferensiasi initial baru dalam
parenkima di antara benang-benang xilem dan floem primer sampai segmen
kambium bertemu dalam perisikel di antara xilem dan endodermis. Sehingga
terbentuklah silinder kambium yang utuh sebagaimana gambar di bawah ini
:
Kambium pada permukaan dalam floem aktif terlebih dahulu dibandingkan
dengankan dengan kambium di dekat perisikel membentuk xilem sekunder
yaitu kambium terdorong ke luar. Kambium dari pesikel membentuk parenkim
jari-jari empulur. Periderm terbentuk dari sel-sel perisikel yang
membelah secara periklinal dan antiklinal. Pembelahan periklinal
membentuk perluasan radial dari perisikel (Issrep, 1993).
Pembentukan
periderm mengikuti aktivitas kambium pembuluh dan biasanya mulai
dibentuk pertama kali dalam perisikel.. Pada tumbuhan parenial,
keaktifan kambium akar akan diiringi keaktifan periderm untuk jangka
waktu lama. Periderm yang telah di bentuk tidak akan bertahan lama
karena volume dari sel baru yang ada di sebelah dalam bertambah besar,
dan akhirnya periderm baru dibentuk di bawahnya. Hal itu dapat
berlangsung berulang kali sehingga diperoleh ritidom. Pada akar yang
bertugas menyimpan cadangan makanan , parenkim menjadi bagian terbesar
pada xilem maupun floem sekunder (Hidayat, 1995).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
Struktur Perkembangan Tumbuhan II ini dilaksanakan pada hari senin
tanggal 02 Juni 2008 diLaboratorium Biologi Fakultas Sains dan
Tekhnologi Universitas Islam Negeri Malang
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Mikroskop cahaya 1 buah
2. Silet 1 buahi
3. Cutter 1 buah
4. Pipet Tetes 1 buah
5. Gelas Benda dan Penutup 1 buah
6. Kain lap 1 buah
3.2.2 Bahan
1. Akar Ubi Jalar (Ipomea batatas)
2. Akar Jagung (Zea mays)
3. Akar Padi (Oryza sativa)
4. Akar Kacang (Arachis hypogae)
3.4 Cara Kerja
- Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum.
- Mengambil bahan yang akan dibuat preparat.
- Memotong
Akar jagung secara melintang , kemudsian diamati dengan
mnenggunakan mikroskop . setelah itu amati bagian kortek dan
menunjukkan bagian yang bersifat parenkimatis dan sklerenkimatis. Bagian
jaringan pengangkut, dan juga pada juga bagian endodermis. Amati
juga tipe berkas pengangkutnya dan juga tipe stele. Setelah itu gambar pada kertas.
- Memotong
Akar kacang tanah secara melintang , kemudsian diamati dengan
mnenggunakan mikroskop . setelah itu amati bagian kortek dan
menunjukkan bagian yang bersifat parenkimatis dan sklerenkimatis. Bagian
jaringan pengangkut, dan juga pada juga bagian endodermis. Amati
juga tipe berkas pengangkutnya dan juga tipe stele. Setelah itu gambar pada kertas.
- Memotong
Akar umbi jalar secara melintang , kemudsian diamati dengan
mnenggunakan mikroskop . setelah itu amati bagian kortek dan
menunjukkan bagian yang bersifat parenkimatis dan sklerenkimatis. Bagian
jaringan pengangkut, dan juga pada juga bagian endodermis. Amati
juga tipe berkas pengangkutnya dan juga tipe stele. Setelah itu gambar pada kertas.
- Memotong
Akar padi secara melintang , kemudian diamati dengan mnenggunakan
mikroskop . setelah itu amati bagian kortek dan menunjukkan bagian
yang bersifat parenkimatis dan sklerenkimatis. Bagian
jaringan pengangkut, dan juga pada juga bagian endodermis. Amati
juga tipe berkas pengangkutnya dan juga tipe stele. Setelah itu gambar pada kertas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Hasil praktikum
|
Literatur
|
Perbesaran 10x10
Akar Ubi Jalar (Ipomea batatas)
|
|
Hasil praktikum
|
Literatur
|
Perbesaran 10x10
Akar Jagung (Zea mays)
|
|
Hasil praktikum
|
Literatur
|
Perbesaran 10x10
Akar Padi (Oryza sativa)
|
|
Hasil praktikum
|
Literatur
|
Perbesaran 10x10
Akar Kacang (Arachis hypogae)
|
|
4.2 Pembahasan
Tujuan
dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat menegtahui jaringan penyusun
akar dan juga mengaetahui tipe stele pada tumbuhan yang digunakan
sebagai sample pengamatan Langkah yang dilakukan adalah Menyiapkan alat
dan bahan yang diperlukan kemudian dibuat preparat dengan Memotong Akar
jagung secara melintang , kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop .
Setelah itu amati bagian kortek dan menunjukkan bagian yang bersifat
parenkimatis dan sklerenkimatis. Bagian jaringan pengangkut, dan juga
pada juga bagian endodermis. Amati juga tipe berkas pengangkutnya dan
juga tipe stele. Pada akar kacang tanah amati bagian kortek dan
menunjukkan bagian yang bersifat parenkimatis dan sklerenkimatis. Bagian
jaringan pengangkut, dan juga pada juga bagian endodermis. Amati juga
tipe berkas pengangkutnya dan juga tipe stele selanjutnya dilanjutkan
dengan bahan yang lain dengan pengamatan yang sama..
4.2.1 Akar ubi jalar (Ipomea batatas).
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan pada bagian palig tepi terdapat garis
yang melingkar yaitu epidermis sedangkan agak dalamnya terdapat garis
yang melingkar yaitu ektodermis. Pada bagian tengah terdapat protoxilem
yang letaknya agak diluar sedangkan yang didalam adalah metaxilem.
Daerah antara ektodermis dan jaringan angkut terdapat perisikel.
Sedangkan floem terdapat dekat dengan xilem. Jumlah xilem yang terdapat
pada akar kacang tanah ini adalah banyak dan lebih dari 4 sehingga pada
akar kacang tanah ini tipenya adalah poliark.
Semua berkas xilem dan floem tersusun dalam lingkaran. Bila jumlah
berkas tidak banyak, maka xilem sering bersatu di bagian tengah akar
sehingga akar tidak berempulur. Sesuai dengan jumlah berkas xilem di
tepi, maka akar dinamakan diark bila terdapat dua berkas xilem, disebut triark jika jumlahnya tiga berkas, dan bila jumlahnya empat atau seterusnya disebut tetrark. Sedangkan apabila lebih dari 4 disebut poliark (Evika, 2005).
4.2.2 Akar jagung ( Zea mays)
Berdasarkan
dari hasil pengamatan yang dilakukan ditemukan bahwa pada akar jagung
tampak bagian epidermis yang terletak pada bagian yang paling luar yang
berupa garis melingkar yang tebal yang berwarna hijau tua pekat.
Sedangakan ektodermis berupa garis tipis yang warnanya sedikit muda
dibandingkan dengan epidermis. Kortek terletak
pada bagian tengan dan berwarna bening. Jaringan angkutnya terletak
pada bagian tengah, dan jaringan floem berada diluar, berwarna bening
sedangkan xilem berwarna hijau tua berada lebih dalam. Jumlah xilem yang
terdapat pada akar jagung adalah lebih dari 4 buah sehingga tipe dari
akar jagung adala poliark.
Bila
jumlah berkas tidak banyak, maka xilem sering bersatu di bagian tengah
akar sehingga akar tidak berempulur. Sesuai dengan jumlah berkas xilem
di tepi, maka akar dinamakan diark bila terdapat dua berkas xilem, disebut triark jika jumlahnya tiga berkas, dan bila jumlahnya empat atau seterusnya disebut tetrark. Sedangkan apabila lebih dari 4 disebut poliark (Evika, 2005).
4.2.3. (Padi (Oryza sativa)
Berdasarkan
dari hasil pengamatan yang dilakukan pada akar padi tampak bagian
epidermis yang terletak pada bagian yang paling luar yang berupa garis
melingkar yang tebal yang berwarna hijau tua pekat. Sedangakan
ektodermis merupakan garis tipis yang warnanya sedikit muda dibandingkan
dengan epidermis. Kortek terletak pada bagian tengan dan berwarna
bening. Jaringan angkutnya terletak pada bagian tengah , floem berada
diluar, berwarna bening sedangkan xilem berwarna hijau tua berada lebih
dalam. Jumlah xilem yang terdapat pada akar padi adalah banyak lebih
dari 4 buah sehingga tipe dari akar padi adalah poliark.
Bila jumlah berkas tidak banyak, maka xilem sering bersatu di bagian
tengah akar sehingga akar tidak berempulur. Sesuai dengan jumlah berkas
xilem di tepi, maka akar dinamakan diark bila terdapat dua berkas xilem, disebut triark jika jumlahnya tiga berkas, dan bila jumlahnya empat atau seterusnya disebut tetrark. Sedangkan apabila lebih dari 4 disebut poliark (Evika, 2005).
4.2.4 Akar kacang tanah (Arachis hypogea)
Berdasarkan
dari hasil pengamatan yang dilakukan pada akar kacang tanah ditemukan
pada bagian luar adalah epidermis sedangkan pada bagian lebih dalam
terdapat ektodermis. Jaringam pengangkut yaitu floem dan xilem terdapat
pada bagian tengah. Sebelum jariangan angkut terdapat korteks. Pada
xilemnya terdapat 2 jenis yaitu rotoxilem dan juga metaxilem. Xilem
yang terlihat pada pengamatan terdapat 4 buah sehingga dikenal dengan
tipe tetrark karena xilemnya ada 4 buah.
Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu dan beberapa lapisan sel di sebelah luarnya yaitu perisikel.
Perisikel merupakan lapisan yang terbentuk dari prokambium dan
berfungsi sebagai pembatas antara silinder pusat dengan bagian korteks.
Umunya tersusun atas satu lapisan sel dan turut terlibat dalam
pembentukan akar lateral dan felogen (kambium gabus) (Isrep,1993).
BAB IV
PENUTUIP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dialakukan dapat simpulkan bahwa :
- Jaringan yang menyusun akar antara lain epidermis, ektodermis, foloem, xilem, korteks, dan perisikel.
- Pada Akar jagung ( Zea mays) tipenya adalah poliark karena terdapat banyak xilem.
- Pada akar kacang tanah (Arachis hypogea) tipenya adalah tetrark karena xilem jumlahnya adalah 4 buah.
- Pada Akar Ubi jalar (Ipomea batatas) tipenya adalah poliark karena terdapat banyak xilem.
- Pada Akar padi (Oryza sativa) tipenya adalah poliark karena terdapat banyak xilem.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008.Sel. Http://id.Wikipedia.org./wiki/akar.org. diakses pada tanggal 20 juni 2008 pukul : 15.00 WIB
Evika, sandi savitri,2005. taksonomi tumbuhan tinggi. Malang: UIN Press
Fahn, 1991. Anatomi Tumbuhan. Jogjakarta.: UGM Press
Hidayat, Estiti B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jogjakarta : UGM
Sutrian, yayan. 1992. Pengantar anatomi tumbuhan tentang sel dan jarin
0 komentar:
Poskan Komentar