Jumat, 06 September 2013

LAPORAN PRAKTIKUM SPT (AKAR)

BAB I

PENDAHULUAN


1.1.  Latar belakang
Bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan umumnya berkembang dibawah permukaan tanah, meskipun adapula adapula akar yang tumbuh dibawah tanah. Akar yang berkemang pertama adalah meristem apeks diujung embrio biji yang berkecambah. Akar pada ermbrio dinamakan radikula ( Evika, 2005).
Akar mempunyai bentuk dan struktur yang beragam. Keragaman ini sering terkait dengan fungsinya, yaitu apakah sebagai akar penyimpan cadangan, akar sukuler, akar udara, akar napas (pneumatofor), akar rambut, akar penompang, atau akar yang mengandung cendawan simbiotik (mikorida)    (Fahn, 1991). 
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang akar ini, kita melakukan praktikum dan pengamatan tentang akar. Kita berharap semoga dengan adanya praktikum ini kita mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang akar.
Rumusan masalah
  1. Bagaimanakah macam jaringan penyusun akar primer dan sekunder?
  2. Apakah perbedaan antara akar tumbuhan dikotil dan monokotil?
  3. Apasajakah tipe-tipe stele pada akar?
1.3 Tujuan
  1. Untuk mengetahui macam jaringan pentyusun akar primer dan sekunder.
  2. Untuk mengetahui perbedaan antara akar tumbuhan dikotil dan monokotil.
  3. Untuk mengetahui tipe-tipe stele poada akar.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Akar
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan umumnya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Pada gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. System akar tersebut dinamakan akar tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tumbuhan dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau di dekatnya akan muncul akar baru yang disebut akar tambahan atau adventif (Savitri 2008).
Berdasarkan asalnya dikenal dua macam akar, yaitu : akar primer yang berasal dari embrio dan akan tetap bertahan sepanjang hidupnya, serta akar liar yang berasal dari batang atau daun. Akar tersebut dapat bersifat permanen dan sementara. Peranan akar adalah untuk menyerap air dan garam-garam dari dalam tanah serta menambatkan tumbuhan pada tanah atau makanan seperti Daucus, Manihot, Dioscorea, dan Ipomoea. Peranan akar liar bervariasi, sesuai dengan peranan akarnya. Akar liar dapat berfungsi sebagai akar tunjang, akar gantung, akar nifas, akar pelekat, akar pembelit, dan sebagai penunjang (Issrep, 1993).
Akar juga merupakan bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan daun) bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus. Bagi tumbuhan, akar berfungsi untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tadi dari dalam tanah, untuk mengangkut air dan zat-zat makana tadi ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan dan kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan    (Estiti,1985)
Irisan memanjang ujung akar muda menunjukkan 4 daerah pertumbuhan yang batasnya tidak terlalu jelas. Yaitu : tudung akar, daerah pembelahan sel, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi sel. Daerah-daerah pertumbuhan ini dapat berhimpitan karena dipengaruhi oleh jenis tumbuhnya serta keadaan lingkungan yang menentukan aktifitasnya (sutrian,2004).
 Bagian bawah dari sumbu tumbuhan sering dikenal dengan sebutan akar dan umumnya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Pada gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. System akar tersebut dinamakan akar tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tumbuhan dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau di dekatnya akan muncul akar baru yang disebut akar tambahan atau adventif (estiti, 1995).
Irisan memanjang ujung akar muda menunjukkan 4 daerah pertumbuhan yang batasnya tidak terlalu jelas. Yaitu : tudung akar, daerah pembelahan sel, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi sel. Daerah-daerah pertumbuhan ini dapat berhimpitan karena dipengaruhi oleh jenis tumbuhnya serta keadaan lingkungan yang menentukan aktifitasnya (sutrian,2004).
Akar juga merupakan bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan daun) bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus. Bagi tumbuhan, akar berfungsi untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tadi dari dalam tanah, untuk mengangkut air dan zat-zat makana tadi ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan dan kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan    (Estiti,1985)
2.2 Macam-Macam Akar
Keragaman bentuk dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya. Karena itu dikenal akar penyimpan, akar sukulen, akar udara, pneumatofur, akar panjat, akar pembelit, akar tunjang, dan akar yang hidup bersimbiosis dengang jamur. Kondisi lingkungan sering mempengaruhi sistem akar. Ditanah kering tumbuhan biasanya memiliki sistem akar yang berkembang dengan lebih baik. Banyak tumbuhan yang tumbuh ditanah berpasir menghasilkan akar lateral yang horizontal dan tidak dalam, menyebar dekat dibawah permukaan tanah hingga berpuluh meter panjangnya minsalnya pada tamarix (estiti, 1995).
2.3 Susunan Jaringan Akar Primer
a. Tudung Akar
Tudung akar terdapat diujung akar dan melindungi promeristem akar serta membantu penembusan tanah oleh akar, yang terdiri dari sel hidup yang saling mengandung pati, terkadang selnya tersusun dalam deretan radial yang berasal dari pemula tudung akar, pada kebanyakan tumbuhan sel sentral ditudung akar membentuk struktur yang lebih jelas dan disebut kolumela (sutrian,2004).
b. Epidermis
Lapisan terluar akar tersusun dari sel-sel yang rapat satu sama lain tanpa antar sel, berdinding tipis. Namun kadang-kadang dinding sel paling luar berkutikula. Pada akar yang terendah pada udara dan bagian akar dalam tanah yang mempertahankan epidermisnya, dinding luar menebal, dapat berisi lignin dan zat lain. Tebal epidermis biasanya satu lapisan sel, tetapi terdapat perkecualian misalnya akar udara tumbuhan anggota Orchidaceae dan Araceae yang bersifat epifit, epidermisnya berlapis banyak dan terspesialisasi membentuk jaringan khusus disebut velamen (fahn,1991).
c. Korteks Akar
Pada umumnya korteks akar terdiri dari sel-sel parenkim. Sel-sel korteks akar sering mengandung tepung, kadang-kadang kristal kalsium oksalat. Pada sejumlah besar monokotil sering membentuk serabut sklerenkim dan berbagai sel yang berdinding tebal sebagai penguat.
Lapisan terluar korteks yang langsung berbatasan dengan epidermis, dapat mengadakan differensiasi menjadi hipodermis yang dinding-dindingnya mengandung mengandung suberin atau lignin yang disebut eksodermis. Eksodermis dapat terdiri dari selapis sel atau lebih, terdiri dari sel panjang dan sel pendek bergantian atau hanya semacam saja. Sedangakan lapisan paling dalam korteks akar berkembang dan berdifferensiasi menjadi endodermis. Endodermis merupakan selapis sel dan struktur anatominya berbeda dengan jaringan di sebelah luar maupun di sebelah dalamnya. Sel endodermis selain mengalami penebalan dinding yang tersusun dari selulose dan lignin. Pada awal perkembangannya, sel-sel endodermis membentuk pita Caspary, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial dan tranversal. Ada tiga tipe endodermis, yaitu :1. tipe pertama, selnya berdinding tipis yang ada pada dinding radial dan tranversialnya mengalami penebalan pita dari zat gabus. 2. tipe kedua, disampng dinding primer, dinding juga dilapisi dengan gabus dan selulose. 3. tipe ketiga, penebalan dindingnya yang berlignin. Pada tipe ketiga, penebalan dinding dapat terjadi pada dinding radial, tranversal, dan tangensial bagian dalam atau luar (Savitri 2008). 
Rambut akar berkembang dari sel epidermis yang khusus, dan sel tersebut mempunyai ukuran yang berbeda dengan sel peidermis, dinamakan trikoblas. Rambut akar merupakan sel epidermis yang memanjang ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan membentuk tabung. Selnya biasa terdapat dekat di belakang apeks akar sepanjang satu sampai beberapa sentimeter (sumardi, 1993). 
c. Eksodermis
Pada kebanyakan tumbuhan dinding sel pada lapisan sel terluar membentuk gabus sehingga terbentuk jaringan pelindung baru yakni eksodermis yang akan menggantikan epidermis, struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel endodermis, dinding primer dilapisi oleh suberin yang juga dilapisi oleh selulosa, ditemukan juga lignin, contoh tanaman yang memiliki eksodermis adalah smilax, oryza, phoenix ( Istanti,1999).
d. Endodermis
untuk penyerapan pada daerah akar dinding sel mengandung selapis suberin didinding antiklinal yakni pada dinding radial dan melintang, kerampingan lapisan ini menyebabkan disebut pita kaspari, yang merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer tempat suberin dan lignin tersimpan. Bila sel terplasmolisis maka protoplas melepaskan diri dari dinding namun tetap melekat pada pita kaspari (fahn,1991).
e. Silinder Pembuluh
Silinder pembuluah terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa lapisan sel disebelah luarnya yaitu perisikel. Sel trakeal terluar paling pendek garis tengahnya namun paling dulu menjadi dewasa, sel-sel itu merupakan protoxilem dan memiliki dinding skunder berpenebalan spiral atau cincin (sumardi, 1993). 
2.3  Pertumbuhan Sekunder pada Akar
Dalam akar yang mempunyai penebalan sekunder, kambiumnya berasal dari benang-benang meristem dalam jaringan prokambium atau jaringan parenkimatis yang terletak di antara kelompok-kelompok floem priem dan pusat stele. Disini dibentuk deretan tangensial pendek initial kambium yang akan membentuk sel-sel xilem sekunder dan floem sekunder.  Dari batas-batas strip kambium yang terbentuk pertama ini, satu lapisan initial diperluas ke arah lateral dengan diferensiasi initial baru dalam parenkima di antara benang-benang xilem dan floem primer sampai segmen kambium bertemu dalam perisikel di antara xilem dan endodermis. Sehingga terbentuklah silinder kambium yang utuh sebagaimana gambar di bawah ini :



 

            Kambium pada permukaan dalam floem aktif terlebih dahulu dibandingkan dengankan dengan kambium di dekat perisikel membentuk xilem sekunder yaitu kambium terdorong ke luar. Kambium dari pesikel membentuk parenkim jari-jari empulur. Periderm terbentuk dari sel-sel perisikel yang membelah secara periklinal dan antiklinal. Pembelahan periklinal membentuk perluasan radial dari perisikel  (Issrep, 1993).
Pembentukan periderm mengikuti aktivitas kambium pembuluh dan biasanya mulai dibentuk pertama kali dalam perisikel.. Pada tumbuhan parenial, keaktifan kambium akar akan diiringi keaktifan periderm untuk jangka waktu lama. Periderm yang telah di bentuk tidak akan bertahan lama karena volume dari sel baru yang ada di sebelah dalam bertambah besar, dan akhirnya periderm baru dibentuk di bawahnya. Hal itu dapat berlangsung berulang kali sehingga diperoleh ritidom. Pada akar yang bertugas menyimpan cadangan makanan , parenkim menjadi bagian terbesar pada xilem maupun floem sekunder (Hidayat, 1995).







BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan II ini dilaksanakan pada hari senin tanggal  02 Juni 2008 diLaboratorium Biologi Fakultas Sains dan Tekhnologi Universitas Islam Negeri Malang
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1.    Mikroskop cahaya                     1 buah
2.    Silet                                           1 buahi
3.    Cutter                                        1 buah
4.    Pipet Tetes                                 1 buah
5.    Gelas Benda dan Penutup         1 buah
6.    Kain lap                                     1 buah
3.2.2 Bahan
1.    Akar Ubi Jalar (Ipomea batatas)
2.    Akar Jagung (Zea mays)
3.    Akar Padi (Oryza sativa)
4.    Akar Kacang (Arachis hypogae)
3.4 Cara Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum.
  2. Mengambil bahan yang akan dibuat preparat.
  3. Memotong Akar jagung secara melintang , kemudsian diamati dengan mnenggunakan mikroskop . setelah itu amati bagian kortek dan menunjukkan bagian yang bersifat parenkimatis dan sklerenkimatis. Bagian jaringan pengangkut, dan juga pada juga bagian endodermis. Amati juga tipe berkas pengangkutnya dan juga tipe stele. Setelah itu gambar pada kertas.
  4. Memotong Akar kacang tanah secara melintang , kemudsian diamati dengan mnenggunakan mikroskop . setelah itu amati bagian kortek dan menunjukkan bagian yang bersifat parenkimatis dan sklerenkimatis. Bagian jaringan pengangkut, dan juga pada juga bagian endodermis. Amati juga tipe berkas pengangkutnya dan juga tipe stele. Setelah itu gambar pada kertas.
  5. Memotong Akar umbi jalar secara melintang , kemudsian diamati dengan mnenggunakan mikroskop . setelah itu amati bagian kortek dan menunjukkan bagian yang bersifat parenkimatis dan sklerenkimatis. Bagian jaringan pengangkut, dan juga pada juga bagian endodermis. Amati juga tipe berkas pengangkutnya dan juga tipe stele. Setelah itu gambar pada kertas.
  6. Memotong Akar padi secara melintang , kemudian diamati dengan mnenggunakan mikroskop . setelah itu amati bagian kortek dan menunjukkan bagian yang bersifat parenkimatis dan sklerenkimatis. Bagian jaringan pengangkut, dan juga pada juga bagian endodermis. Amati juga tipe berkas pengangkutnya dan juga tipe stele. Setelah itu gambar pada kertas.











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Hasil praktikum
Literatur
Perbesaran 10x10







Akar Ubi Jalar (Ipomea batatas)




 








Hasil praktikum
Literatur
Perbesaran 10x10









Akar Jagung (Zea mays)









Hasil praktikum
Literatur
Perbesaran 10x10







Akar Padi (Oryza sativa)










Hasil praktikum
Literatur
Perbesaran 10x10








Akar Kacang (Arachis hypogae)








4.2 Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat menegtahui jaringan penyusun akar dan juga mengaetahui tipe stele pada tumbuhan yang digunakan sebagai sample pengamatan Langkah yang dilakukan adalah Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan kemudian dibuat preparat dengan Memotong Akar jagung secara melintang , kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop . Setelah itu amati bagian kortek dan menunjukkan bagian yang bersifat parenkimatis dan sklerenkimatis. Bagian jaringan pengangkut, dan juga pada juga bagian endodermis. Amati juga tipe berkas pengangkutnya dan juga tipe stele. Pada akar kacang tanah amati bagian kortek dan menunjukkan bagian yang bersifat parenkimatis dan sklerenkimatis. Bagian jaringan pengangkut, dan juga pada juga bagian endodermis. Amati juga tipe berkas pengangkutnya dan juga tipe stele selanjutnya dilanjutkan dengan  bahan yang lain dengan pengamatan yang sama..
4.2.1 Akar ubi jalar (Ipomea batatas).                                        
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan  pada bagian palig tepi terdapat garis yang melingkar yaitu epidermis sedangkan agak dalamnya terdapat garis yang melingkar yaitu ektodermis. Pada bagian tengah terdapat protoxilem yang letaknya agak diluar sedangkan yang didalam adalah metaxilem. Daerah antara ektodermis dan jaringan angkut terdapat perisikel. Sedangkan floem terdapat dekat dengan xilem. Jumlah xilem yang terdapat pada akar kacang tanah ini adalah banyak dan lebih dari 4 sehingga pada akar kacang tanah ini tipenya adalah poliark.
             Semua berkas xilem dan floem tersusun dalam lingkaran. Bila jumlah berkas tidak banyak, maka xilem sering bersatu di bagian tengah akar sehingga akar tidak berempulur. Sesuai dengan jumlah berkas xilem di tepi, maka akar dinamakan diark bila terdapat dua berkas xilem, disebut triark jika jumlahnya tiga berkas, dan bila jumlahnya empat atau seterusnya disebut tetrark. Sedangkan apabila lebih dari 4 disebut poliark (Evika, 2005).
4.2.2 Akar jagung ( Zea mays)
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan ditemukan bahwa pada akar jagung tampak bagian epidermis yang terletak pada bagian yang paling luar yang berupa garis melingkar yang tebal yang berwarna hijau tua pekat. Sedangakan ektodermis berupa garis tipis yang warnanya sedikit muda dibandingkan dengan epidermis. Kortek terletak pada bagian tengan dan berwarna bening. Jaringan angkutnya terletak pada bagian tengah, dan jaringan  floem berada diluar, berwarna bening sedangkan xilem berwarna hijau tua berada lebih dalam. Jumlah xilem yang terdapat pada akar jagung adalah lebih dari 4 buah sehingga tipe dari akar jagung adala poliark.
Bila jumlah berkas tidak banyak, maka xilem sering bersatu di bagian tengah akar sehingga akar tidak berempulur. Sesuai dengan jumlah berkas xilem di tepi, maka akar dinamakan diark bila terdapat dua berkas xilem, disebut triark jika jumlahnya tiga berkas, dan bila jumlahnya empat atau seterusnya disebut tetrark. Sedangkan apabila lebih dari 4 disebut poliark (Evika, 2005).
4.2.3. (Padi (Oryza sativa)
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan pada akar padi tampak bagian epidermis yang terletak pada bagian yang paling luar yang berupa garis melingkar yang tebal yang berwarna hijau tua pekat. Sedangakan ektodermis merupakan garis tipis yang warnanya sedikit muda dibandingkan dengan epidermis. Kortek terletak pada bagian tengan dan berwarna bening. Jaringan angkutnya terletak pada bagian tengah , floem berada diluar, berwarna bening sedangkan xilem berwarna hijau tua berada lebih dalam. Jumlah xilem yang terdapat pada akar padi adalah banyak lebih dari 4 buah sehingga tipe dari akar padi adalah poliark.
             Bila jumlah berkas tidak banyak, maka xilem sering bersatu di bagian tengah akar sehingga akar tidak berempulur. Sesuai dengan jumlah berkas xilem di tepi, maka akar dinamakan diark bila terdapat dua berkas xilem, disebut triark jika jumlahnya tiga berkas, dan bila jumlahnya empat atau seterusnya disebut tetrark. Sedangkan apabila lebih dari 4 disebut poliark (Evika, 2005).
4.2.4 Akar kacang tanah (Arachis hypogea)
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan pada akar kacang tanah ditemukan pada bagian luar adalah epidermis sedangkan pada bagian lebih dalam terdapat ektodermis. Jaringam pengangkut yaitu floem dan xilem terdapat pada bagian tengah. Sebelum jariangan angkut terdapat korteks. Pada xilemnya terdapat 2 jenis yaitu rotoxilem dan juga metaxilem.  Xilem yang terlihat pada pengamatan terdapat 4 buah sehingga dikenal dengan tipe tetrark karena xilemnya ada 4 buah.
Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu dan beberapa lapisan sel di sebelah luarnya yaitu perisikel. Perisikel merupakan lapisan yang terbentuk dari prokambium dan berfungsi sebagai pembatas antara silinder pusat dengan bagian korteks. Umunya tersusun atas satu lapisan sel dan turut terlibat dalam pembentukan akar lateral dan felogen (kambium gabus)  (Isrep,1993).
            

BAB IV

PENUTUIP


5.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dialakukan dapat simpulkan bahwa :
  1. Jaringan yang menyusun akar antara lain epidermis, ektodermis, foloem, xilem, korteks, dan perisikel.
  2. Pada Akar jagung ( Zea mays) tipenya adalah poliark karena terdapat banyak xilem.
  3. Pada akar kacang tanah (Arachis hypogea) tipenya adalah tetrark karena  xilem jumlahnya adalah 4 buah.
  4. Pada Akar Ubi jalar (Ipomea batatas) tipenya adalah poliark karena terdapat banyak xilem.
  5. Pada Akar padi (Oryza sativa) tipenya adalah poliark karena terdapat banyak xilem.





DAFTAR PUSTAKA



Anonim.2008.Sel. Http://id.Wikipedia.org./wiki/akar.org. diakses pada tanggal 20  juni 2008 pukul : 15.00 WIB
Evika, sandi savitri,2005. taksonomi tumbuhan tinggi. Malang: UIN Press
Fahn, 1991. Anatomi Tumbuhan. Jogjakarta.: UGM Press
Hidayat, Estiti B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jogjakarta : UGM
Sutrian, yayan. 1992. Pengantar anatomi tumbuhan tentang sel dan jarin













0 komentar:

Poskan Komentar

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar